Wuiiih, ngeri bahasannya. Tapi sebelumnya mulai saya mau tau nih:
Yang setuju asuransi itu halal,
tunjuk tangan!
Yang bilang haram, tunjuk tangan!
Lumayan imbang, hehe. Yang gak ngacung, ada?
Lumayan imbang, hehe. Yang gak ngacung, ada?
By the way,
saya bukanlah seorang ustadz atau kyai, tapi kejelasan suatu sistem memang
diwajibkan dalam islam. Meski begitu, ukuran halal atau haram dalam tulisan ini
tidak menurut pendapat saya. Dan, apa yang saya tuturkan di sini jika memang
tidak ada dalilnya bukan berarti haram, namun jika tidak ada larangannya
berarti dibolehkan. Bukankah begitu dalam aturan muamalah?
Sebenarnya pembahasan ini sudah agak
dalam, tapi lebih baik memahami lebih dulu. Okeh?
Mari kita mulai.
Well, ada
yang bilang asuransi itu judi. Benarkah demikian?
Tentu saja antara asuransi dengan
judi itu berbeda. Hal ini berdasarkan dari risiko yang bisa diasuransikan yaitu
risiko murni dan bukan spekulatif. Pernyataan ini dikuatkan dengan salah satu prinsip
asuransi kerugian (ingat, ini asuransi kerugian), yaitu indemnitas atau prinsip ganti
rugi, dimana perusahaan asuransi (penanggung) hanya membayar klaim kepada
tertanggung (pemegang polis) sebesar nilai sesaat sebelum terjadinya kerugian, sehingga tertanggung tidak akan mendapat keuntungan melebihi kerugiannya. Nah,
bedanya sama judi, kalau judi justru sangat mengharapkan keuntungan dari dana
yang dikumpulkan peserta. Misalnya, membeli kupon lalu diundi pemenangnya.
Selanjutnya, karena tidak semua
risiko dijamin asuransi, maka proses pengajuan asuransi harus melalui penilaian
risiko yang biasa disebut underwriting.
Penanggung akan menolak kalau ada tertanggung yang mau mengasuransikan rumah
kayunya yang terletak di sebelah tukang jualan bensin eceran dan bengkel. Disini
kita bisa simpulkan penanggung benar-benar akan menerima risiko jika diyakini
benar-benar aman. Aman disini bukan hanya pada objek yang diasuransikan (rumah,
mobil, dsb) tapi juga dari risiko yang memperbesar kerugian, seperti moral hazard calon tertanggung dan
risiko lainnya.
Masih ada yang menganggap asuransi
itu judi? Hayoo ngacung!
Tapi memang ada jenis asuransi yang
memang judi, seperti asuransi hole in one (kalau ada pembaca yang bisa menjelaskan ketidakharamannya asuransi jenis ini,
silahkan komentar).
Selain itu, perilaku dari underwriter (orang yang menganalisa risiko) juga bisa memengaruhi judi atau tidaknya asuransi tersebut. Misalnya, udah tau risikonya besar tapi tetap aja diterima (entah masalah pertemanan bisnis atau kejar target premi) sehingga mengabaikan proses-proses underwriting.
Selain itu, perilaku dari underwriter (orang yang menganalisa risiko) juga bisa memengaruhi judi atau tidaknya asuransi tersebut. Misalnya, udah tau risikonya besar tapi tetap aja diterima (entah masalah pertemanan bisnis atau kejar target premi) sehingga mengabaikan proses-proses underwriting.
Insya Allah kita lanjut nanti ….


No comments :
Post a Comment